Rabu, 25 Februari 2009

Ya Allah....

Pada persangkaanku, semua akan berjalan seperti biasa. Sebagaimana sehari-hari kita dapat menumbuhkan gelak dan canda yang menghapuskan duka. Airmata kita yang telah kering menumpah kembali membasahi pipi. Tidak sekali hati ini bersedih mengenang untung diri yang tak jua menikmati kesabaran.
Pada keadaan diri yang sebenar-benarnya merasai segunung keganjilan laku. Bersalah rasanya jiwa bila menikamkan belati kata ke dada sendiri sehingga diri layaknya berdarah-darah tak ada pengubatnya.
Aduhai, jiwa yang tak mungkin tatap kita mengena dalam kesucian, tumpas aku dalam tangis hingga bergumul duka rasa jiwa. jiwa kita diam tidak bersuara hingga gigil diri harus membendung pemberontakan. Lidah rasa gagu hingga bersuara tak berbunyi. bukankah hati telah berkata-kata. Menung laksana perintang air mata padahal dengannya juga timbul persangkaan buruk akan jiwa di seberang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar